Kamis, 09 Februari 2012

CINTAKU BUAT BUNDA

Oleh : Saman Hudi
                                                                 
Bunda...
Lihatlah ini anakmu Bunda.
Anakmu sekarang sudah besar.
Sudah bisa lari...
Sudah bisa mandi senditi...
Sudah bisa makan sendiri...
Kemanapun anakmu pergi sudah bisa sendiri...
Anakmu sekarang sudah bisa berekspresi Bunda.

Bunda...
Lihatlah ini anakmu Bunda.
Anakmu  sudah dewasa Bunda.
Sudah menjadi manusia yang seutuhnya...
Tanda-tanda kemanusian sudah ditunjukkan.
Dan bukan menjadi sebuah rahasia lagi bunda.
Sudah mulai mengenal cinta...
Sudah mulai mimpi barah...
Bulu-bulu anggota tubuhpun mulai menua...
Inilah yang dirasakan anakmu Bunda.

Bunda... Bunda... Bunda...
Lihatlah anakmu sekali lagi Bunda.
Tanyakan...”kapan anakmu benar-benar menjadi manusia yang sempurna...?”
Sempurna untuk Bunda...
Sempurna untuk Tetangga...
Sempurna untuk Indonesia...
Dan juga sempurna untuk Tuhannya...
Tangis serta do’a anakmu selalu tercurahkan buat Bunda.
Ya Allah...
Sungguh kau maha sempurna...
Maha bijaksana...
Dan maha adil dalam memberikan kasih sayang terhadap hamba-hambamu.
“Kau ciptakan seorang ibu yang memiliki hati lembut, selembut kain sutra”.
“Jiwa yang tulus, setulus para utusan-utusanmu”.
“Dan kasih sayang yang dimilikinya seindah karang didasar lautan.

Anakmu tidak tahu bunda besarnya dunia...
Tapi anakmu tahu Bunda...
Besarnya kasih sayang Bunda itu melebihi luasnya dunia.
Anakmu juga tidak pernah mengarungi dalamnya samudra di dunia Bunda ...
Akan tetapi...
Dalamnya cinta anakmu terhadap Bunda...
Meldbihi dalamnya samudra yang ada di dunia ..
Dan anakmu tidak memiliki cita-cita
Untuk mendaki tingginya gunung yang ada di dunia Bunda...
Namun perlu diketahui Bunda...
Anakmu memiliki cita-cita melebihi tingginya gunung yang ada di dunia...
Untuk membahagiakan Bunda...
Sungguh hati bunda baik sekali.

Bunda sama sekali tidak minta apa-apa dari saya...
Tidak merasa terbebani membesarkan saya...
Tidak pernah lelah mendidik saya...
Tidak pernah putus asa mengingatkan saya...
Dan selama bunda bernafas...
Bunda tidak henti-hentinya selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada saya.
Anakmu merasa berdosa Bunda.
Nyawapun menjadi taruhan untuk Bunda.

Anakmu ingin sekali membalas kebaikanmu Bunda...
Tapi itu tidak mungkin Bunda.
Karena dengan bunda merawat saya sembilan bulan dalam kandungan...
Hingga besar sekarang...
Kebaikan sebesar apapun yang diberikan saya kepada Bunda...
Itu tidak seberapa Bunda.

    Terima kasih Bunda telah merawat dan membesarkan anakmu.
    Anakmu sekarang sudah pintar Bunda...
    Lihat saja Bunda,,, anakmu sekarang sudah bisa buat buku untuk Bunda...
    Buku yang sangat populer dan mendunia Bunda...
    Bunda tidak perlu membaca bukunya...
    Kerena isi buku itu sudah terakam dalam hati Bunda...
    Dan sebagi pembuktian kasih sayang anakmu terhadap Bunda...
    Serta sebagai bukti terhadap semua orang...
    Anakmu akan menulis inti dari isi buku tersebut dalam bentuk kalimat sederhanan Bunda...

Inilah isinya Bunda:
“Bunda adalah hidupku...”
“Bunda adalah hartaku...”
“Bunda adalah motivasiku...”
“Bunda adalah cita-citaku...”
“Bunda adalah harapanku...”
“Dan bunda adalah panutanku selama hidupku”.

Sekali lagi makasih Bunda...
Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita Bunda, keluarga kita, dan juga kepada saudara-saudara kita. Amin